Kamis, 06 Desember 2007

HINDU DI BALIK TUDUHAN DAN PRASANGKA

Judul Buku: Hindu Di Balik Tuduhan & PrasangkaOleh: Suryanto, M.Pd.Penerbit: Narayana Smrti PressJumlah Halaman:171
Rp. 33.000
Berbagai tuduhan dan prasangka negatif ditujukan kepada Hindu. Umat Hindu disebut sebagai pemuja berhala! Tapi, bukankah Tuhan hanya satu? Mengapa dalam Weda Tuhan mengijinkan diri-Nya dipuja dalam wujud arca, sementara dalam kitab suci lainnya, Ia menyebut perbuatan itu sebagai penyembahan berhala? Apa latar belakangnya?
Benarkah legenda Krishna sebenarnya adalah hasil saduran dari kisah hidup Kristus? Bukti-bukti apa yang menunjukkan bahwa Krishna telah dipuja sejak ratusan tahun, jauh sebelum Kristen masuk ke India?
Penulis mengklarifikasi secara lugas dan gamblang tuduhan dan prasangka seperti itu. Jawaban didasari dengan kutipan sloka-sloka Weda, dukungan bukti-bukti ilmiah, serta pembenaran yang bersumber pada ajaran-ajaran di luar HIndu.
Pembahasan meliputi:
Hindu bersifat monoteisme, mengapa punya 33 juta Dewa?
Tuhan tidak berwujud, mengapa dipuja dalam bentuk arca?
Buddha Gautama, Awatara Wisnu mengapa mengajarkan agama Buddha?
Legenda Krishna menyadur kisah hidup Kristus?
Benarkah bumi diciptakan tanggal 23 Oktober 4004 Sebelum masehi?
Nabi Muhammad SAW diramalkan dalam Atharva Weda. Benarkah beliau Kalki Awatara?
Yesus Kristus pernah ke India?
dan lain-lain

Saraswati

Saraswati adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Saraswati berasal dari kata "saras" dan "wati". Saras memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir. Sedangkan kata wati berarti memiliki. Dengan demikian Saraswati berarti sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus air kehidupan dan ilmu pengetahuan.
Dari arti ini, maka terungkap bahwa Dewi Saraswati yang selama ini lebih dikenal hanya sebagai Dewi ilmu pengetahuan. Ternyata juga merupakan Dewi sungai sebagai sumber Dewi Kehidupan. Itulah sebabnya di India tanah kelahiran Hindu, Saraswati di kenal juga sebagai salah satu nama sungai yang dipandang suci yaitu sungai Saraswati.Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk memuja Sang Hyang Widhi dalam kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian. Hari raya ini diperingati setiap enam bulan sekali yaitu pada hari Sabtu Umanis Wuku Watugunung. Tentang penggambaran sosok Dewi Saraswati sebagai seorang wanita cantik tidak terlepas dari theologi Weda yang salah satu diantaranya menggambarkan Tuhan beserta manifestasi-Nya sebagai "Personal Good" (Tuhan Berpribadi). Seperti Dewa Siwa dengan bermata tiga, Brahma dengan kepala empat, juga termasuk Dewi Saraswati dengan wajah cantiknya yang bertangan empat.Perihal sosok cantik untuk menggambarkan Dewi Saraswati, sesunguhnya mengandung arti simbolis. Bahwa apa yang digambarkan cantik itu pasti menarik, karena Dewi Saraswati adalah Dewi ilmu pengetahuan, maka tentu saja akan membuat umat manusia tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan itu sendiri. Ketertarikan disini jelas bukan dari segi fisik biologis, melainkan harus dilihat etis-religius. Bahwa mempelajari ilmu pengetahuan sebenarnya adalah salah satu bentuk bhakti kita kepada Dewi Saraswati. Tentu saja ilmu pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Ilmu pengetahuan merupakan harta yang tak ternilai harganya, sebab selama manusia itu hidup, ilmu pengetahuan yang dimilikinya tidak akan habis atau berkurang malah akan bertambah terus sesuai dengan kemampuannya menyerap ilmu pengetahuan. Lain halnya dengan harta benda duniawi yang sewaktu-waktu bisa habis, kalau tidak cermat memanfaatkannya. Ilmu pengetahuan merupakan senjata yang utama dalam meningkatkan kehidupan dunia ini. Orang bisa mencapai kedudukan yang terhormat, kewibawaan, kemuliaan kalau memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.Dalam ajaran Tri Murti menurut agama Hindu, Sang Hyang Aji Saraswati adalah saktinya/kekuatan Sang Hyang Brahma. Beliau diwujudkan sebagai wanita cantik bertangan empat lengkap dengan berbagai atributnya antara lain: dua buah tangannya di depan masing-masing memegang wina dan kuncup teratai, dua buah tangannya di belakang memegang genitri dan cakepan. Disamping itu terdapat pula burung merak dan angsa. Dari kesemua atribut tersebut mempunyai makna yaitu :1. Genitri adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu tidak pernah berakhir sepanjang hidup dan tak akan pernah habis dipelajari.2. Lontar/cakepan adalah lambang sumber ilmu pengetahuan3. Wina/alat musik adalah mencerminkan bahwa ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi rasa estetika/keindahan dari manusia.4. Teratai sebagai stana / linggih Hyang Widhi.5. Burung merak melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu agung dan berwibawa.6. Angsa adalah simbul dari kebijaksanaan untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Dan juga angsa merupakan lambang kekuasaan di ketiga dunia (tri loka) karena ia bergerak di tiga unsur alam yaitu di air, darat maupun di udara.Sehari setelah hari raya saraswati yaitu pada hari Minggu Paing wuku Sinta disebut Banyu Pinaruh. Pada hari ini barulah upacara Saraswati berakhir dengan tata cara sebagai berikut:a. Asuci laksana yaitu pada pagi hari umat melaksanakan pensucian diri yaitu mandi dan keramas dengan air kumkuman (air yang berisi bunga-bunga yang wangi)b. setelah selesai asuci laksana, kemudian menghaturkan nasi pradnyan, jamu sadrasa dan air kumkuman sebagai pasucian. Dilanjutkan dengan nunas air kumkuman lalu sembahyang dan matirta. Terakhir nunas labaan Saraswati yaitu nasi pradnyan dan loloh. Setelah itu barulah upacara di lebar/selesai.Adapun makna / simbul dari nasi pradnyan itu adalah sebagai lambang kepintaran, dengan makan surudan nasi pradnyan seseorang diharapkan mendapatkan kepradnyanan / kepintaran. Sedangkan minum loloh merupakan lambang bahwa rasa pahit menyebabkan sehat dan bahagia. Jadi hal-hal yang pahit/sukar dihadapi waktu menuntut pengetahuan pada akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan.Hal yang paling penting dan harus kita petik hikmah dari setiap perayaan hari raya Saraswati ini adalah bukan hanya sekedar memperingati hari turunnya ilmu pegetahuan, tetapi lebih dari itu bahwa kita harus menginstropeksi diri seberapa banyak kita telah menggunakan atau memanfaatkan ilmu pengetahuan yang kita miliki guna peningkatan kwalitas spiritual diri sendiri maupun untuk kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain. Dengan demikian kami sangat mengharapkan agar perayaan hari raya Saraswati kali ini mampu meningkatkan kesadaran bagi umat sedharma khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karena itu ilmu pengetahuan itu bersifat suci, maka marilah kita bersama-sama berusaha untuk mempergunakan ilmu yang kita miliki kearah yang lebih baik.Perayaan Hari Raya Saraswati kali ini yang bertepatan dengan perayaan Hari Natal bagi umat Nasrani, karena itu kami ucapkan Selamat Hari Natal bagi Umat Nasrani dan Selamat Hari Raya Saraswati bagi Umat Hindu, semoga dengan pelaksanaan Hari Saraswati ini kita mampu meningkatkan kesadaran dan kerukunan internal umat Hindu yang diawali oleh para tokoh-tokoh dan pemuka Agama Hindu yang menjadi panutan bagi umat Hindu secara menyeluruh.Om Santi Santi santi

Sumber : Pontianak Post

Catur Warna


Di Bali berlaku sistem Catur Varna (Warna), yang mana kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata Catur berarti empat dan kata warna yang berasal dari urat kata Wr (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu pekerjaan. Empat golongan yang kemudian terkenal dengan istilah Catur Warna itu ialah: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Warna Brahmana:
Disimbulkan dengan warna putih, adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kerohanian keagamaan.

Warna Ksatrya:
Disimbulkan dengan warna merah adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan negara.

Warna Wesya:
Disimbulkan dengan warna kuning adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang kesejahteraan masyarakat (perekonomian, perindustrian, dan lain- lain).

Warna Sudra:
Disimbulkan dengan warna hitam adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang ketenagakerjaan.
Dalam perjalanan kehidupan di masyarakat dari masa ke masa pelaksanaan sistem Catur Warna cenderung membaur mengarah kepada sistem yang tertutup yang disebut Catur Wangsa atau Turunan darah. Padahal Catur Warna menunjukkan pengertian golongan fungsional, sedangkan Catur Wangsa menunjukkan Turunan darah.

Sumber:wikipedia.org

Doa / Mantra Sehari-hari

Pada waktu bangun pagi:
Om, Utedanim bhagavantah syamota prapitva uta madhye ahnam, utodinau madhvantan tsuryasya vayam devanam sumantausyama.
(Atharva Veda III.16.4)
"Ya Tuhan Yang Maha Pemurah! Jadikanlah kami selalu bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari, apalagi matahari tepat di tengah-tengah dan seterusnya. Semoga para Dewa berkenaan menganugharkan rakhmat-Nya kepada kami".

Menggosok gigi :
Om Cri Dewi Bhatrimsa Yogini namah
Om, sujud pada (sakti-Mu) Cri Dewi Bhatrimsa (dan) Yogini.

Membersihkan mulut:
Om Um Phat astraya namah.
Om, sujud kepada Um, astra Phat (itu).

Mencuci muka:
Om Um Waktra Paricuddha mam swaha.
Om, Om (dewi) membersihkan muka hamba.

Pada waktu mandi:
Om, Gangga-Amrta-Sarira Cuddha Mam Swaha.
Om, Amrta dari Gangga, membuat badan hamba suci.

Pada waktu berpakaian:
Kaupina Brahma-Samyuktah, mekhala Wisnu-Samsmrtah Antarwasewaro dewah, bandham astu Sada Ciwa.
Penutup berpakaian adalah Brahma, pengikat pinggang (adalah) Wisnu, penutup tubuh (oleh) Iswara (dan) Sada Ciwa pengikat semuanya.

Pada waktu makan:
1) Menjelang makan:
Om Hiranyagarbhah samavartatagre bhutasya jatah patikreka asit, sa dadhara prithivim dyam utema kasmai devaya havisa vidhema.
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih! Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal, Engkau yang memelihara semua mahluk, seluruh bumi dan langit. Kami memuja Engkau.
2) Sesudah makan:
Om Purnamadah purnamidam Purnat murnam adaya purnasya purnam adaya purnam evavasisyate.
Ya Tuhan Yang Maha Sempurna! Yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu. Engkau adalah kekal. Kami mendapat makanan yang cukup dan atas anugrah-Mu kami menghaturkan terima kasih.
Sebelum memulai pekerjaan atau kegiatan:
Om Avighnam astu namasiddham.
Ya Tuhan semoga tiada halngan dan berhasil.

Mohon perlindungan:
Om Apasyam gopam anipadyamanam a ca para ca prthibhih carantam sa sadhricih sa visucir vasana.
Ya Tuhan! hamba memandang Engkau Maha Pelindung, yang terus bergerak tanpa berhenti, maju dan mundur di atas bumi. Ia yang mengenakan hiasan yang serba meriah, muncul dan mengembara terus bersama bumi ini.

Mohon kebenaran (jalan yang benar):
Om A visvadevam satpatim suktai adya vrnimahe stayasavam sawitaram.
Ya Tuhan Yang Maha Agung! dengan kidung kami memujaMu, Tuhan sumber kebaikan! Engkau Maha Cemerlang yang memiliki takdir yang maha benar.

Salam Penganjali(salam penghormatan) :
Om Svastyastu.
Semoga selalu ada dalam keadaan baik (selamat) atas karunia Tuhan (Hyang Widhi Wasa).

Salam Penganjali(salam penghormatan) :
Om santhi, Santhi, Santhi, Om.
Semoga damai, damai di dunia, damai di akhirat dan damai selalu.

Doa Menjelang makan
Om Ang kang kasol kaya isana ya namah, svasti-svasti sarva deva bhuta sukha, pradhana purusa sang yoga ya namah.
Ya Hyang Widhi, yang bergelar Isana, hamba persembahkan seluruh makanan ini kehadapan-Mu, semoga semua makhluk berbahagia.

Doa Mulai Makan
Om Anugraha Amertadi sanjivani ya namah svaha.
Ya Hyang Widhi, semoga makanan ini menjadi penghidupan hamba lahir bathin yang suci.

Doa Selesai Makan
Om Dhirgayur astu, avighnam astu subham astu Om Sriyam bhavantu, purnam bhavantu, ksama sampurna ya namah svaha.
Ya Hyang Widhi, semoga makanan yang telah masuk ke dalam badan hamba memberi kekuatan, keselamatan, panjang umur dan tak kena halngan apapun. Demikian pula agar hamba mendapatkan kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna.

Doa Selesai Makan Dapat pula menggunakan doa (mantra) berikut:
Om Annapate annasya no dehyanmi vasya susminah, pra-pra dataram taris urjam no dhehi dvipade catuspade. (Yajur Veda XI.83)
Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa makanan, anugrahkanlah makanan ini memberikan kekuatan, menjauhkan dari penyakit. Selanjutnya bimbinglah kami, anugrahkanlah kekuatan kepada mahluk berkaki empat dan dua.

Doa saat melakukan Yadnya Sesa (Ngejot) :
"Om Sarva bhuta sukha pretebhyah svaha".
Ya Hyang Widhi, hamba berikan sedikit kepada sarwa bhuta agar tidak mengacau.

Doa Memulai Sesuatu Kegiatan:
Om Avighnam astu namo sidham Om Sidhirastu tad astu astu svaha.
Ya Hyang Widhi, semoga atas perkenan-Mu tiada suatu halangan bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini dan semoga sukses.

Doa Mohon Inspirasi :
Om Pra no devi sarasvati vajebhir vajinivati dhinam avinyavantu. (Rg Veda VI.61.4)
Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati Yang Maha Agung dan Kuasa, Engkau sebagai sumber ilmu pengetahuan, semoga Engkau memelihara kecerdasan kami.

Doa Memohon Kesehatan :
Om Vata a vatu bhesajam sambhu majobhu no hrde, pra na ayumsi tarisat. (Rg Veda X.1986.1)
Ya hyang Widhi, semoga Wayu menghembuskan angin sejuk-Nya kepada kami. Wayu yang memberikan kesehatan dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur panjang kepada kami.

Doa Mohon Bimbingan Spiritual :
Om Asato ma sadgamaya tamasoma ma tyotir gamaya mrtor ma amrtam gamaya. (Brh. Ar. Up. XL.15)
Ya Hyang Widhi, bimbinglah kami dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan pikiran menuju cahaya (pengetahuan) yang terang. Bimbinglah kami dari kematian menuju kehidupan yang abadi.

Doa Mohon Kebahagiaan dan Keberuntungan :
Om sarve bhavantu sukhinah sarve santu niramayah sarve bhadrani pasyantu ma kascid duhkha bhag bhavet
Ya Hyang Widhi, semoga semuanya memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya terbebas dari penderitaan, semoga semuanya dapat memperoleh keberuntungan, semoga tiada kedukaan.

Doa Memulai Belajar :
Om Agne naya supatha raye asman visvani deva vayunani vidvan, yuyodhyasmaj juhuranam eno bhuyistam te namauktim vidhema. (Rg Veda I.189.1)
Ya Hyang Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar untuk mencapai kesejahteraan; Hyang Widhi yang mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang menyengsarakan kami. kami memuja Engkau.

Doa Menghilangkan Rasa Takut :
Om Om Jaya jivad sarira raksan dadasi me, Om Mjum sah vaosat mrityun jaya namah svaha.
Ya Hyang Widhi Yang Maha Jaya, yang mengatasi segala kematian, kami memuja-Mu. Lindungilah kami dari mara bahaya.

Doa Selesai Melakukan Kegiatan:
Om Deva suksma parama acintya ya namah svaha sarva karya prasidhantam. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
Ya Hyang Widhi dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maka karya, atas rakhmat-Mu maka pekerjaan ini sukses. Semoga damai selalu.

Doa Sebelum Tidur:
Om Yajjagrato duram udaiti daivam tad u suptasya tatha iva iti, durangamam jyotisam jyotir ekam tanme manah siva samkalpam astu. (Yajur Veda XXXIV.1)
Ya hyang Widhi, Engkau nampak jauh dari orang yang tidur, nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar utama, yang nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah kepada Engkau, yang baik itu.

Doa Untuk Ketabahan Hidup:
Om Krdhi na udhvarny carathaya jivase.
Ya Hyang Widhi, semoga kami bisa tetap tegak dalam perjalanan hidup kami.

Doa Untuk Orang Meninggal (yang disampaikan/diucapkan saat bela sungkawa):
Om vayur anilam amrtam athedam bhasmantam sariram Om krato smara, klie smara, krtam smara. (Yajur Veda XL.15)
Ya Hyang Widhi, Penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat wijaksana suci Om, semoga ia mengingat Engkau Yang Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi dan badan ini akhirnya hancur menjadi abu.
Dapat pula menggunakan doa (mantram ) berikut ini: a. Saat melihat atau mendengar orang meninggal:
Om svargantu, moksantu, sunyantu, murcantu, Om ksama sampurna ya namah svaha.
Ya Hyang Widhi, semogalah arwah almarhum mencapai sorga, manunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa suka-duka. Ampunilah ia, semoga sempurna atas Kemahakuasaan-Mu.
b. Saat mengunjungi orang sakit:
Om sarva vighna sarva klesa, sarva lara roga vinasa ya namah.
Ya Hyang Widhi, semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan binasa oleh-Mu.
Doa Untuk Pembukaan Rapat (sidang) atau Seminar:
Om sam gacchadhvam sam vadadhvam sam vo manamsi janatam, devo bhagam yatha purve samjanana upasate. (Rg. Veda X.191.2)
samano mantrah samitih samani samanam manah saha cittam esam, samanam mantram abhi mantraye vah samanena vo havisa juhomi. (Rg Veda X.191.3) samani va akutih samana hrdayani vah samanam astu vo mano yatha vah susahasati. (Rg Veda X.191.4)
Ya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), semogalah pertemuan dan rapat ini mencapai satu kesepakatan. Semoga tercapai tujuan bersama, kesepakatan bersama satu dalam pikiran menuju stau tujuan. Ya Hyang Widhi, Engkau canangkan satu tujuan, tujuan bersama kami sekalian, kami adakan pemujaan dengan persembahan bersama, agar tujuan kami satu, seia dan sekata.

Doa Untuk Menutup Suatu Pertemuan:
Om dyauh santir antariksam santih prthiva santir apah santir osadhayah santih vanaspatayah santir visve devah santir brahma santih sarvam santih santir eva santih sa ma santir edhi.(Yayur Veda XXXVI.17)
Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di langit, damai di angkasa, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta, semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami.

sumber: babadbali.com

SALAM DALAM HINDU

Mantra Panganjali (penghormatan).
OM Swastyastu
terjemahannya:
Semoga ada dalam keadaan selamat atas karunia Ida Sanghyang Widhi Wasa.

OM Santi, Santi, Santi om
terjemahannya:
Semoga senantiasa damai atas karunia Hyang Widhi Wasa.

Mantra Tri Sandya

Kontribusi dari Jro Mangku Wayan NatiaPinandita Loka Palaya Seraya di Kecamatan Banjit, Way Kanan-Lampung

Om bhur, bhuwah, swah
Tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat

Om narayana ewedam sarwam
Yadbhutam yasca bhawyam
Niskalanko niranjo nirwikalpo
Nirakyatah suddho dewa eko
Narayano nadwityo asti kascit

Om twam siwa twam mahadewa
Iswarah parameswarah
Brahma wisnu ca rudras ca
Purusah parikertitah

Om papo ham papa karmaham
Papatma papa sambhawah
Trahimam pundari kaksah
Sabhahya bhiantarah suci

Om ksama swamam mahadewa
Sarwa prani hitangkarah
Mam moca sarwah papeghyah
Palaya swa sadha siwa
Om ksantawyah kayiko dosah
Ksantawyo waciko mama
Ksantawyo manaso dosah
Tat pramadat ksama swa mam

Om santih, santih, santih om

Mantra Dupa

Kontribusi dari Jro Mangku Wayan NatiaPinandita Loka Palaya Seraya di Kecamatan Banjit, Way Kanan-Lampung

Om ang dupa dipastra yenamah swaha
Om agenir agenir
Om dupa samarpayem ye namah swaha

Mantra Panca Sembah

Kontribusi dari Jro Mangku Wayan NatiaPinandita Loka Palaya Seraya di Kecamatan Banjit, Way Kanan-Lampung

Sembah pertama, sembah tanpa sarana sebagai pembuka

Mantra:Om atma tatwatma suddhamam swaha
Sembah kedua, sembah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wase manifestasinya sebagai Sang Hyang Aditya (matahari)

Mantra:Om aditya sya param jyotiRakta teja namo stuteSweta pangkaja madyastaBhaskara ya namo stuteOm rang ring sah parama cintya yenamah swaha
Sembah ketiga, sembah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wase manifestasinya sebagai Ista Dewata (Dewa yang berstana di tempat melakukan pemujaan)

Mantra:Om nama dewa adhi sthanayaSarwa wiapi wai siwa yaPadmasana eka pratisthayaAdhanareswaraya namah swaha
(Tambahkan mantra berikut jika muspa pada Hari Raya Saraswati)Om brahma putri maha dewiBramanyam brahma wandhiniSaraswati sayadnyanamPradnyana ya saraswatiOm saraswati dipata ya namah swaha
(Tambahkan mantra berikut juka muspa di Pura Kayangan Jagat)Om brahma wisnu iswara dewamJiwat manam tri lokanamSarwa jagat prastiyanamSawra roga wisnu cirtam
(Tambahkan mantra berikut jika muspa di Pura Dalem/Mrajapati)Om ang brahma prajapati srestaSwayem bhu paradham guruPatmayoni catur watraBrahma skayem unceyate
Om rang ring syah parama cintya ye namah swaha
Sembah keempat, sembah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wase manifestasinya sebagai dewa pemberi anugerah.

Mantra:Om anugraha mano haraDewa data nugrahakaArchanam sarwa pujanamNamah sarwa nugrahaka
Om dewa dewi maha sidhiYajnanga nirmalatmakaLaksmi sidhis ca dirgahayuNirwigenha sukha werdhis ca
Om sryam bhawantuShukham bhawantuPurnham bhwantuOm ksama sampurna ya namah swaha
Sembah kelima, sembah tanpa sarana sebagai penutup

Mantra:Om dewa suksma parama cintya ya namah swahaOm santih, santih, santih, om

OM SWASTYASTU

puji syukur akhirnya Blog ini bisa hadir.
blog ini kami buat untuk makin menyebarluaskan ajaran Hindu
artikelnya masih kami ambil dari berbagai sumber, semoga bermanfaat