Kamis, 06 Desember 2007

Catur Warna


Di Bali berlaku sistem Catur Varna (Warna), yang mana kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata Catur berarti empat dan kata warna yang berasal dari urat kata Wr (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu pekerjaan. Empat golongan yang kemudian terkenal dengan istilah Catur Warna itu ialah: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Warna Brahmana:
Disimbulkan dengan warna putih, adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kerohanian keagamaan.

Warna Ksatrya:
Disimbulkan dengan warna merah adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan negara.

Warna Wesya:
Disimbulkan dengan warna kuning adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang kesejahteraan masyarakat (perekonomian, perindustrian, dan lain- lain).

Warna Sudra:
Disimbulkan dengan warna hitam adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang ketenagakerjaan.
Dalam perjalanan kehidupan di masyarakat dari masa ke masa pelaksanaan sistem Catur Warna cenderung membaur mengarah kepada sistem yang tertutup yang disebut Catur Wangsa atau Turunan darah. Padahal Catur Warna menunjukkan pengertian golongan fungsional, sedangkan Catur Wangsa menunjukkan Turunan darah.

Sumber:wikipedia.org

1 komentar:

Bagus mengatakan...

Dalam bait terakhir tulisan ini saya baca, pembauran catur warna dengan catur wangsa......disini cuma saya berpendapat, kalau di Bali dari dulu tidak pernah berlaku Catur Warna yang terkadang membuat salah persepsi seseorang, krn catur warna spt penjelasan diatas, merupakan fungsional sesuai golongan pekerjaannya, sedangkan yang berlaku di Bali adalah Catur wangsa....dan itupun lagi di bagi menjadi beberapa Golongan atau soroh, Spt Brahmana, terdiri dari, Brahmana, Siwa dan Boda, Kesatria juga terdiri dari, Sang Prabu, Pra Dewa, Pra Ngakan dan Pra Sangiang. Wesiya juga terdiri dari beberapa golongan, spt Arya.....dll, dan terakhir Sudra yang terdiri dari banyak Golongan/Soroh, spt, Pasek, Pande, dll, itulah terkadang kesalahan persepsi seseorang menilai catur Warna yang ada dibali, yang sebenarnya di Bali yang ada Catur Wangsa....atau Soroh. itu hanya pendapat saya memandang Catur Warna yang sering di bicarakan.